Tuesday, August 02, 2005

memori ayah (1945-1998)

tujuh tahun lalu
sering diulangi peristiwa.
mencerobohi cerita lama;
keretapi malam henti tetiba
tuk hitam menggadai cinta
dan sendiri..
lahir di tanah Melaka
merempat azab seksa
membawa kaki merata
dengan hati yang terlalu percaya
rezeki hanya ada di kota
akhirnya hampir di Singapura.

dikenang ibunya
yang sering bertanya
sudahkah engkau tak kisahkan desa?
khusyuk bekerja hingga engkau lupa?

namun
setiap kali diulangi
setiap kali kisah diiringi
tangisan mata; tiap malam dia sering
menyingkap
diminta ulangkan
semboyan keretapi
yang kini sudah tiada lagi
hanya memori pedih
bak parut di sanubari.

Sepeninggalannya
ingatan ini mendidih; mendadak!
dan untuknya aku menulis

meskipun dia tak dapat membaca
meskipun dia tak dapat mendengarnya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home